Minta tolong sesiapa yang berkenaan beri penjelasan mengenai hukum seseorang itu bekerja dengan bank konvensional.
- zahidi -
| |
Salam,
Bagi mempercepatkan tugas saya, eloknya baca jawapan ulama berikut :-
Dr. Monzer Kahf, Scholar in Islamic Economics & Financial Expert, states the following:
ba, or be instrumental in making it such as negotiating it with the customer, getting it signed or signing it on behalf of the bank and other jobs related directly to making a Riba-based contract with regards to deposits or financing in a Reba based bank is prohibited.
There are jobs in banks that do not relate directly to Riba such as guards, tellers, treasurers, research, buildings and machines maintenance, etc., I personally quote two of the greatest Muslim scholars' views regarding that as follows:
His eminence Sheikh Muhammad al-Siddiq al-Darir of Sudan and His eminence Sheikh Muhammad al-Mukhtar al-Sallami of Tunis are of the opinion that such jobs are not included in the prohibition. However, they maintain that jobs which support the Riba-based operations are prohibited."
Sheikh `Abdus-Sattar Fathallah As-Sa`eed, professor of Qur'an Exegesis and Qur'anic Sciences at Al-Azhar University, states the following:
"We would like to clarify two important points. First, the economy is usually associated with Riba (interest). If you are obliged to work in this field, then there is nothing wrong, and you are excused for doing so. You must, however, repent to Allah, and ask Him to forgive you while striving hard to find another lawful way of earning a living.
Second, if you are directly involved in dealing with Riba, and it is your career and means of earning a living, then you are not allowed to adopt this kind of work.
Finally, working in interest-based banks is not the normal choice of career for a Muslim. You are allowed to work there only if you find it extremely difficult to find a lawful way of earning a living. Try to keep in mind that you should leave this job the moment you find a more suitable one. If you are driven by the sincere intention to find a lawful way to earn a living, Allah Almighty will make it easy for you, in sha' Allah."
Jawapan Dalam Bahasa Melayu
Pertamanya, kita ingin menekankan yang setiap Muslim yang taat mesti berkerja keras dan menumpukan tenaga untuk meningkatkan sistem ekonomi Muslim. Yakinlah, matlamat ini boleh di capai dan tidak mustahil.
Menjawab persoalan tersebut , Ulama terkemuka Sheikh Yusuf Al-Qaradawi, menyatakan yang berikut:
"Sistem ekonomi Islam berdasarkan permusuhan terhadap riba. Islam mengisytiharkan riba sebagai satu dosa besar yang membawa bencana dan keruntuhan sosial. Riba mengakibatkan mala-petaka dalam kehidupan ini dan hukuman keras di akhirat, sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur'an: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa." (Al-Baqarah: 276)
Cukuplah dengan membaca apa yang telah Allah firmankan dalam al-Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum diambil) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu modal hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.." (Al-Baqarah: 278-279)
Rasululllah (SAW) bersabda , "Jika zina dan riba berleluasa di satu kawasan, penduduk kawasan itu meminta azab Allah." Hukum Islam dalam melawan kejahatan adalah dengan melakukan yang terbaik untuk menentangnya, mengubahnya dan tidak bekerjasama dengan yang lain dalam melaksanakannya. Maka, jika semua Muslims terlibat dalam membunuh satu nyawa yang tidak berdosa, Allah SWT akan menghukum mereka semua. Rasululllah (SAW) melaknat mereka yang menghasilkan arak, menjualnya , meminumnya, mempromosinya , mereka yang duduk dengan peminumnya, pembawanya dan mereka yang arak itu dibawa kepada. Dalam hadith lain, Rasululllah (SAW) melaknat rasuah, mereka yang memberinya, penerimanya dan mereka yang mendorong kepadanya atau mempromosinya. Begitu juga , Rasululllah (SAW) melaknat riba, mereka yang mengambilnya, penulis kontraknya dan mereka yang menjadi saksi kontrak itu.
Hadith Rasululllah (SAW) ini mengancam kehidupan sebahagian Muslims yang taat yang bekerja dengan bank dan institusi kewangan lain.
Bahkan, halnya lebih daripada menjadi saksi kontrak. Riba menyerap ke dalam segenap lapisan sistem ekonomi dan institusi kewangan kita. Malapetaka ini menjadi umum, seperti Rasululllah (SAW) pernah bersabda, "Akan datang satu masa yang setiap orang makan riba dan mereka yang enggan akan disentuh oleh debunya."
Malapetaka ini tidak akan berubah dengan keengganan seseorang untuk bekerja di bank. Perkara yang mengubah ialah kemahuan masyarakat untuk mengelakkan kesan buruk system riba. Riba berpunca daripada eksploitasi sistem kapitalis. Perubahan akan datang apabila manusia mengubah nasib mereka dengan tangan mereka dan bertindak sewajarnya. Islam tidak melarang membuang penyakit ini secara berperingkat. Ini ialah Sunnah Rasululllah (SAW) dan Islam dalam membuang tabiat minum arak. Apa yang penting ialah manusia mesti di yakinkan akan kesan buruk riba. Melalui cara ini, apabila mereka mempunyai kemahuan untuk berubah, mereka akan berubah. Di mana ada kemahuan, di situ ada jalan.
Maka, setiap Muslim sepatutnya bekerja bersungguh-sungguh dan menumpukan tenaga untuk membina system ekonomi kita mengikut arahan Islam. Matlamat ini boleh dicapai dan tidak mustahil. Terdapat banyak Negara dan berjuta-juta manusia yang tidak mengikuti system riba. Negara tersebut ialah Negara komunis. Jika kita juga melarang bekerja dengan bank dan institusi kewangan, maka non-Muslims akan mengawal ekonomi kita termasuk juga ekonomi antarabangsa. Biasanya, mereka yang mengawal ialah Yahudi dan ini tidak memberikan kita apa-apa kebaikan.
Secara umumnya, kebanyakan kerja di bank tidak dilarang, kecuali sebahagian kecil kerja yang terlibat dengan riba. Saya lihat tiada masalah dalam bekerja dengan bank.
Disamping itu, kita semua sepatutnya bekerja untuk menukar system itu dan melakukan yg terbaik dalam mengendalikan diri kita untuk disesuaikan dengan kerja kita dan keridaan Allah kepada kita. Bekerja ialah kewajipan untuk menyediakan rezeki kepada seseorang dan keluarganya. Maka, hukum darurat digunapakai disini. Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."." (Al-An`am: 145)
Terjemahan daripada: Working with Banks
Sumber: Zaharuddin
|
loading...
0 Response to "HUKUM BEKERJA DENGAN BANK"
Post a Comment